Semua Orang Akan Meninggalkan Kita
Kelana mengantarkan aku pada satu titik. Dimana tak ada satupun
teman yang sanggup sampai saat ini berada disisiku. Hanya kabar dan tanya yang
menurutku dan menurut mereka penting untuk dibahas. Sesekali. Hidup dibingkai
orang dewasa membuatku nyaman, ketika tidak ada lagi drama pertemanan seperti
yang aku rasakan di bangku sekolah putih abu-abu. Kita harus bisa mengerti,
mengisi, dan berusaha tak menjauh.
Ada saat dibutuhkan, dan
sebaliknya datang disaat membutuhkan. Tidak masalah bagiku. Pertemanan tidak perlu
ada yang mengikat erat—menurutku tidak harus sering bertukar kabar, harus
berbalas pesan, biarkanlah penjagaanNya yang mengikat kita dalam kejauhan.
Meruak dalam Lamunan
Kaki yang tadinya bersenandung kini seakan tegap dan bergegas
Biarkan mengudara, menyambut angin lebih awal. Ramai kini perlahan terdengar
lengang. Seakan bentala memberikan aku ruang. Ruang untuk meruak.
Riak yang syahdu menyaput
keterasingan. Makin temaram makin menenggelamkan. Sorangan memandang bumantara.
Bermandikan hujan, berhias langit bianglala. Bertempik di kala angin
bersahutan.
Berdiri pada satu ruang kelam. Mulanya larut terjebak dalam
igauan. Perihal ikrar kepatihan anak manusia. lupa jika berjarak bagian dari
keniscayaan. Bahwa kelak salam perpisahan bersuara tanda handai berjauhan.
Lalai pada isyarat kirana.
Melepas pandangan. Sejatinya dari berawan dan riuh bayu, samar
terlihat pendar di tepi awang. Kembali, bertemankan hanya pada kebajikan.
Bertaut pada satu ikrar kesatuan. Berpulang sorangan berkelaluan menjadi sahaya.
Sejatinya kita akan berpisah. Tidak aja janji setia lagi seorang
teman ataupun kerabat dekat. Sejatinya tidak ada yang saling
gantung-ketergantungan, mencari tembusan dosa dari satu ke yang lain. Berdiri
seorang diri di masa hisab, yang menjadi tali penolong hanyalah amalan
sorangan. Setiap diri akan diminta pertangunggjawaban atas apa yang telah
dibuat.
Sedih, kecewa yang kamu rasa
tidak terlahir kekal jika kamu masih menggenggam iman. Kita yang harus
pintar-pintar memilih, apakah ingin tetap silau akan kebendaharaan di dunia
atau berpulang menghamba penuh padaNya. Harta yang dikumpulkan akan habis
seakan tersapu ombak, lama-lama diri juga akan tenggelam–menyesal telah
menyia-nyiakan hidup.
Tidak ada kata terlambat jika
masih dikasih kehidupan oleh Allah. Jika sendiri membuatmu lebih baik, maka
ingatlah Allah selalu ada membersamaimu. Do'a yang semestinya kita
lantunkan bukan untuk dijadikan ajang penagihan dari apa yang kita inginkan,
jadikan do'a sebagai sarana kamu bersyukur memiliki Tuhan yang Maha Pendengar,
lagi Maha Pengijabah Do'a.
© Yogyakarta, 13 Mei 2020
Ilustrasi foto oleh Berend de Kort dari Pexels
0 $type={blogger}
Terimakasih sudah membaca, mohon beri komentar yang bijak dan sesuai dengan topik yang dibahas